Hidroponik, Aquaponik dan Aeroponik

June 08, 2020
Hidroponik, Aquaponik dan Aeroponik

kemajuan ide dan teknologi di bidang pertanian saat ini sudah berkembang pesat. Hidroponik,  aquaponik dan aeroponik adalah contoh dari perkembangan bidang pertanian. Berkurangnya lahan bertani menjadi salah satu alasan digunakannya metode-metode tersebut.

HIDROPONIK

Hidroponik berasal dari bahasa latin: hydro dan phonos. Hydro berarti air, sedangkan phonos berarti kerja. Secara pengertian sederhana, hidroponik berarti air yang bekerja. Namun secara ilmiah dan lebih kompleks yang berkaitan dengan cocok tanam, hidroponik adalah salah satu cara melakukan kegiatan pertanian yang menggunakan air sebagai media menggantikan tanah.

Cara kerja dari hidroponik yaitu: melarutkan berbagai macam nutrisi berisi berbagai unsur hara mineral yang biasa tanaman dapat dari tanah ke dalam air yang akan digunakan sebagai media bertani. Air tersebut nantinya akan dialirkan ke media lainnya, seperti: pasir, pecahan batu bata, arang sekam, spons, kerikil, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam pemilihan media tersebut adalah media tidak mengandung zat beracun bagi tanaman dan dapat menyalurkan air, oksigen, serta zat hara lainnya ke tanaman.

Metode hidroponik bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman, seperti: sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, herba dan foliage. Berikut contoh tanaman yang sudah teruji berhasil diproduksi dengan cara menanam hidroponik: salad, kobis, tomat, sawi, kacang, timun, mawar, anggrek, palem, paku, mint, pisang, dan sebagainya.

AQUAPONIK
Aquaponik adalah metode bertanam dimana tidak hanya memproduksi tanaman, namun juga beternak ikan. Metode yang satu ini mengombinasikan antara metode hidroponik dengan metode budidaya hewan air. Metode menanam yang satu ini unik dan masih jarang terlihat digunakan.

Aquaponik terbilang sangat efisien karena petani bisa memproduksi ikan dan tanaman secara bersamaan. Antara ikan dan tanaman pun saling menguntungkan satu sama lain.
Penjabarannya yaitu sebagai berikut: dimulai dari ikan, hewan yang hidup di air ini menghasilkan kotoran. Kotoran tersebut mengandung nitrat dan amonia yang bersifat racun bagi ikan sehingga berbahaya. Di sisi lain, zat-zat yang terkandung dalam kotoran ikan sangat berguna bagi kelangsungan hidup tanaman. Di sinilah simbiosis mutualisme dari tanaman dan ikan terjadi. Tanaman mendapat nutrisi dari kotoran ikan, ikan mendapat air bersih yang zat berbahayanya sudah diserap tanaman.
Untuk memungkinkan hal-hal tersebut di atas terjadi, diperlukan beberapa komponen sebagai berikut:
  • Kolam ikan atau wadah yang bisa digunakan untuk memelihara ikan. Gunakan wadah yang lebar agar lahan untuk bertani juga banyak.
  • Bio filter. Alat tersebut berguna menjadi tempat tumbuhnya bakteri nitrifikasi. Bakteri tersebut berguna untuk mengubah ammonia menjadi nitrat. Nitrat ini sangat berguna dalam tumbuh kembang tanaman.
  • Komponen selanjutnya yang diperlukan yaitu alat yang berguna untuk menangkap serta memisah sisa pakan dan kotoran ikan.
  • Subsistem hidroponik, yakni tempat dimana tanaman tumbuh.
  • Komponen yang terpenting yaitu sump, yaitu wadah untuk menampung air yang memungkinkan tanaman menyerap unsur hara dari air tersebut.
Adapun jenis sayuran yang dapat ditanam menggunakan metode aquaponik adalah tomat, paprika, buncis, kacang polong, stroberi, ubi jalar, kemangi, bawang, rempah-rempah dan bumbu dapur lainnya. Sedangkan untuk ikan yang dapat dibudidayakan yaitu ikan jenis air tawar, seperti ikan lele, patin, nila, mas, belut, bahkan lobster air tawarpun bisa digunakan.

AEROPONIK

Aeroponik adalah hasil modifikasi dari hidroponik. Aeroponik berasal dari kata aero dan phonos. Aero berarti udara. Udara tersebutlah yang menjadi pembeda antara aeroponik dengan hidroponik. Metode aeroponik hanya memerlukan air dan tidak memerlukan bantuan media yang lainnya semacam pasir dan kerikil. Jadi, akar tanaman yang menggunakan metode aeroponik dibiarkan menggantung di udara.
Aeroponik, memerlukan styrofoam dan rockwool (bisa diganti dengan busa). Langkah pertama yaitu memberi beberapa lubang pada styrofoam, masing-masing berjarak 15 cm. Tancapkan semaian tanaman ke dalam lubang-lubang tersebut dibantu dengan rockwool atau busa sebagai pengganjalnya. Dengan demikian, akar dari tanaman akan menjutai bebas ke bawah. Di bawah akar-akar tersebut, pasang sprinkler atau penyemprot kabut yang bertugas untuk senantiasa menyemprotkan kabut berisi larutan hara ke akar. Jangan sampai alat penyemprot tersebut berhenti lebih dari 15 menit, atau tanaman akan layu. Jadi, untuk mengantisipasi hal tersebut, akan lebih baik jika sprinkler menggunakan generator sehingga kemacetan sprinkler akibat listrik mati bisa dihindari. Metode menanam aeroponik ini biasanya digunakan untuk menanam sayur-sayuran.


Source : https://tanamania.com/pengertian-hidroponik

Artikel Terkait

Previous
Next Post »